Vagina gatal akan menimbulkan rasa yang tidak nyaman untuk para wanita yang mengalaminya. Penyebabnya juga bisa beragam, mulai dari infeksi jamur sampai stres. Meski terlihat ringan dan dapat disembuhkan dengan sendirinya, vagina gatal juga dapat disebabkan karena penyakit yang lebih serius.
Vagina gatal merupakan suatu kondisi yang paling umum terjadi dan tidak berbahaya. Kondisi tersebut biasanya bersifat ringan dan dapat sembuh dalam waktu beberapa hari.
Namun, jika ada keluhan gatal pada kemaluan yang bertambah parah, sering kambuh, dan disertai dengan gejala lain, sebaiknya untuk segera periksakan diri ke dokter. Karena mungkin keluhan tersebut akan menandakan adanya suatu penyakit, seperti penyakit menular seksual atau penyakit kanker vulva.
Penyebab Gatal Pada Vagina
1.Infeksi Jamur
Tiga dari 4 wanita yang hidup di dunia pasti pernah mengalami infeksi jamur vagina minimal dalam sekali dalam hidupnya.
Infeksi jamur ini terjadi pada saat ragi Candida albicans yang hidup alami pada vagina malah berkembang dengan liar. Ada pun faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena infeksi jamur vagina yaitu perubahan hormon pada saat hamil, konsumsi antibiotik, hubungan seks, dan menurunnya daya tahan tubuh.
Selain rasa gatal pada vagina, infeksi Candidias juga menjadi salah satu penyebab munculnya keputihan abnormal yang berupa lendir kental yang berwarna putih susu keruh.
2.Menopause
Menopause adalah suatu kondisi pada saat seorang wanita tidak mendapatkan haid dan menstruasi selama 12 bulan selama berturut-turut. Kondisi tersebut biasanya dialami oleh para wanita di usia 45–55 tahun.
Pada seorang wanita yang mengalami menopause, jumlah hormon estrogen di dalam tubuhnya menjadi berkurang. Menopause bisa menyebabkan munculnya gejala vagina terasa gatal dan kering, nyeri pada saat berhubungan seksual, perubahan mood, serta peningkatan berat badan.
3.Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak merupakan salah satu jenis iritasi kulit yang disebabkan oleh alergi pada bahan kimia dalam produk tertentu.
Maka jika kulit Anda tergolong kulit sensitif terhadap kandungan dan bahan pembuat kondom, sampo dan sabun, lubrikan seks, pelembut pakaian, tisu basah mengandung pewangi, douche, sampai deterjen pakaian, vagina akan mudah gatal karenanya. Selain gatal, dermatitis kontak juga menjadi salah satu penyebab kulit vagina menjadi bengkak memerah dan akhirnya menebal keras.
4.Kecelakaan Saat Bercukur
Kulit vagina biasanya akan langsung terasa halus dan bersih setelah selesai bercukur. Namun pada saat rambut kemaluan tumbuh kembali, nantinya Anda akan merasa gatal.
Hati-hati juga pada saat memilih alat cukurnya. Kulit area vagina dan selangkangan biasanya sangat sensitif. Saat alat cukur Anda tidak bersih dan cara mencukur Anda salah, hal ini bisa menyebabkan kulit vagina menjadi merah dan gatal.
5.Kutu Kemaluan
Faktanya, kutu tidak hanya muncul di rambut kepala saja namun juga pada kemaluan. Sama seperti kutu kepala, kutu kemaluan juga bisa membuat area sekitar vagina menjadi terasa gatal yang tidak tertahankan.
Rasa gatal muncul akibat adanya gigitan kutu ke kulit kelamin dan keberadaan telur kutu di kulit kelamin sampai membuat iritasi.
Jalur penyebaran kutu kelamin adalah hubungan seks. Namun, berbagi dan meminjam barang pribadi seperti celana dalam dan handuk juga bisa menyebarkan kutu. Begitu juga jika tidur bersama pada sprei yang kotor dan berkutu.
6.Penyakit menular seksual (PMS)
Vagina gatal adalah salah satu gejala dari adanya penyakit menular seksual, seperti klamidia, trikomoniasis, herpes, dan gonore. Kondisi ini akan lebih berisiko terjadi pada orang-orang yang sering berganti pasangan seksual dan tidak menggunakan alat pelindung saat berhubungan intim.
Selain rasa gatal, PMS juga dapat menimbulkan gejala lain pada wanita, misalnya nyeri dan perih di vagina, nyeri pada saat berhubungan intim, dan keputihan berbau.
Obat Vagina Gatal
Obat untuk mengatasi rasa gatal pada vagina sangat beragam dan tersedia dalam bentuk minum, krim oles, dan supositoria. Obat ini bida didapat di apotek dan toko obat tanpa denan resep dokter.
1.Tioconazole
Obat salep Tioconazole membantu mengurangi rasa gatal, terbakar, dan keputihan yang terjadi karena infeksi jamur vagina. Obat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan ragi dan jamur penyebab infeksi.
Sama seperti varian krim antijamur yang lain, tioconazole juga telah dilengkapi dengan aplikator. Aplikator tersebut berfungsi untuk membantu memasukkan krim ke dalam vagina dan sekitar vagina. Namun, diwajibkan untuk selalu mencuci tangan terlebih dahulu di setiap kali akan menggunakan obat dan setelahnya.
Tioconazole dapat menyebabkan beragam efek samping mulai dari vagina terbakar, sakit kepala, gatal, dan nyeri. Jika efek sampingnya menjadi memburuk, segera untuk memeriksakannya ke dokter.
Jangan sungkan untuk beri tahu dokter jika kondisi Anda tidak kunjung membaik setelah 3-7 hari pemakaian. Apalagi jika infeksi tersebut kembali kambuh dalam 2 bulan.
2.Clotrimazole
Clotrimazole ini bekerja untuk menghentikan pertumbuhan jamur penyebab infeksi pada vagina. Obat ini dapat digunakan oleh orang dewasa dan anak yang berusia 12 tahun ke atas.
Sebagai salah satu obat gatal vagina, oleskan krim clotrimazole ke dalam vagina dan pada area kulit di bagian luarnya. Krim ini biasanya dioleskan sehari sebelum tidur dalam 3-7 hari berturut-turut.
Biasanya infeksi dan gejala gatal akan membaik setelah pemakaian tiga hari pengobatan. Obat ini dijual dengan bebas tanpa resep. Namun, sebaiknya Anda konsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum membelinya. Pastikan Anda harus teliti membaca petunjuk pemakaiannya agar Anda tidak salah dosis dan bisa meningkatkan risiko efek samping.
3.Miconazole
Miconazole adalah salah satu krim yang dioles di area kulit sekitar vagina dengan tujuan untuk mengurangi rasa gatal dan tidak nyaman. Obat ini tidak disarankan digunakan bagi anak dengan usia di bawah 13 tahun.
Oleskan krim miconazole ini dalam sekali sehari, sebaiknya dipakai sebelum tidur malam. Jika lupa, segera pakai saat ingat. Namun jika sudah lewat sehari, jangan sampai menggandakan dosisnya. Lanjutkan pemakaian dengan dosis seperti biasa.
Jika setelah mengoleskan krim Anda menjadi mengalami sakit perut, reaksi alergi, dan nyeri bahkan bengkak pada vagina, segera untuk kunjungi dokter.